Rabu, 28 Maret 2012

Ibadah Haji 
A. Pengertian dan Anjuran Melaksanakan Ibadah Haji dalam al-Qur’an
 لغة القصد إلى معظم, وشرعا أعمال مخصوصة تؤدي في زمان مخصوص ومكان مخصوص على وجه مخصوص.
 Al-Jaziri (2003:1:571) devinisi Haji menurut Bahasa adalah tujuan ke tempat yang agung, dan menurut syara’yakni amalan khusus yang di laksanakan di waktu yang khusus dan tempat khusus dengan cara yang khusus pula. Sejalan dengan definisi diatas Sabiq (1978:5:31) menjelaskan bahwa haji ialah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa’i, wuquf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaanNya. Haji juga merupakan salah satu diantara rukun Islam yang lima, dan suatu kewajiban agama yang dapat diketahui tanpa memerlukan pemikiran lagi. Kalaupun ada yang menyangkal hukum wajibnya, berarti ia telah kafir dan murtad dari agama Islam. Adapun anjuran melaksanakan ibadah haji dalam al-Qur’an, diantaranya:
1. Q.S Al- Hajj 27-28
Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah ditentukan atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”
 2. Q.S Al-Baqarah :196
 Artinya : “ Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau Karena sakit), Maka (sembelihlah) korbanyang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu Telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya”.

 B. Keutamaan Ibadah Haji
 Islam mendorong kita untuk senantiasa semangat dalam melaksanakan kewajiban haji, salah satunya dengan cara Allah memberitahukan keutamaan, melaksanakan ibadah haji melalui Rasulullah saw. Adapun keutamaan-keutamaan melaksanakan ibadah haji menurut Sabiq (1978:5:32), diantaranya:
1. Haji merupakan amal yang paling utama
Diterima dari Abu Hurairah: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي اللأعمال؟ قال:إيمان باالله ورسوله قيل: ثم ماذا؟ قال : ثم جهاد في سبيل الله, قيل : ثم ماذا؟ قال : ثم حج مبرور. Artinya : Rasulullah saw ditanyai orang mengenai amal yang paling utama. Maka Rasul berkata: “ yaitu beriman kepada Allah dan RasulNya”. Orang itu bertanya lagi : “ kemudian apa? “Rasul berkata “ kemudian berjihad – berjuang – di jalan Allah”. Orang itu bertanya kembali: “ setelah itu apa?” Rasul berkata :” Setelah itu haji yang mabrur”.
 Haji yang mabrur adalah haji yang tidak dinodai dosa. Menurut Hasan dalam kitab fikih sunnah, ciri-ciri Haji Mabrur adalah bila seseorang kembali setelahnya berhaji dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia.
 2. Haji merupakan Jihad
a. Diterima dari Hasan bin ‘Ali r.a:
 أن رجلا جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : إنّي جبان, وإنّي ضعيف, فقال : هلمّ إلى جهاد لاشوكت فيه : الحجّ
 Artinya: Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi saw., katanya: “Saya ini penakut dan saya ini lemah”. Nabi berkata :” Ayolah berjihad yang tak ada kesulitan di dalamnya, yakni Haji”! (Riwayat Abdul Razak dan Thabrani, periwayatnya dipercaya)
 b. Diterima dari ‘Aisyah r.a. bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw: يا رسول الله ألا ترى الجهاد أفضل العمل, أفلا نجاهد؟ قال : لكن أفضل الجهاد: حج مبرور Artinya: “ Ya Rasulallah, menurut engkau jihad itu adalah amal yang paling utama. Kalau begitu tidaklah kami akan berjihad?” Rasul menjawab: “ Bagimu, kaum wanita ada jihad yang paling utama ialah Haji yang mabrur” ( H.R Bukhari dan Muslim)
 3. Haji menghapus dosa
a. Diterima dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw, bersabda:
 من حجّ فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمّه
 Artinya: “Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak campur – pada waktu terlarang- serta tidak pula berbuat fasik, maka ia akan kembali seperti pada saat di lahirkan oleh ibunya.” (H.R Bukhari Muslim)
 b. Diterima dari Abdullah bin Mas’ud r.a bahwa Nabi saw. Besabda
 تابعوا بين الحجّ والعمرة، فإنهما ينفيان الفقر والذنب، كما ينفى الكير خبث الحديد، والذهب، والفضة، وليس للحجة المبرورة ثواب إلاّ الجنّة.
 Artinya: “Hendaklah kamu mengerjakan haji dan ‘umrah itu secara beriringan karena akan melenyapkan kemiskinan dan kesalahan, tak ubahnya bagai kipas angin menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas, dan perak. Dan tiadalah ganjaran bagi haji yang mabrur itu selain surga.” ( H.R Tirmidzi dan Nasa’i) 
4. Orang-orang yang melaksanakan Haji merupakan Duta-duta Allah Diterima dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda:
 الحجّاج, والعمّار, وفد الله, إن دعوه أجا بهم وإن استغفروه غفرلهم. رواه النسائ, وابن ماجه, وابن خزيمة , وابن هبان فى صحيحيهما, ولفظهما: وفد الله ثلاثة: الحاجّ والمعتمر, والغازي.
 Artinya: “ Orang-orang yang mengerjakan haji, dan orng-orang yang mengerjakan ‘umrah merupakan duta-duta Allah. Maka jika mereka memohon kepadaNya, pastilah dikabulkanNya, dan jika merek meminta ampun, pastilah diampuniNya.” ( Diriwayatkan oleh Nasa’I dan juga Ibnu Majjah jua Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam buku Sohih mereka) Sedang makna kalimatnya berbunyi: “ Duta-duta Allah itu ada tiga macam, yaitu: orang yang melakukan haji, orang yang ‘umrah dan orang yang berperang.”
 5. Ganjaran Haji adalah Surga
a. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda:
 العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحجّ المبرور ليس له جزاء إلاّ الجنّة.
 Artinya: “ Umrah ke Umrah menghapus dosa yang terdapat diantara keduanya, sedang haji yang mabrur tidak ada ganjarannya selain surga.” (H.R Muttafaq ‘Alaihi)
b. Diriwayatkan dengan isnad Hasan oleh Ibnu Jureij dari Jabir r.a bahwa Rasulullah saw bersabda:
هذاالبيت دعامة الإسلام, فمن خرج يؤمّ هذا البيت من حاجّ أومعتمر, كان مضمونا على الله، إن قبضه أن يدخله الجنّة، وإن ردّ, ردّه باجر وغنيمة.
Artinya: “ Rumah ini adalah tiang Islam, maka siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan haji atau ‘umrah , maka telah dijamin oleh Allah jika ia meninggal akan dimasukkannya ke dalam surga, dan jika kembali akan diberkahiNya dengan oleh-oleh dan pahala.” Bukan hanya ibadah hajinya saja yang mendapat keutamaan besar dari Allah SWT, bahkan menurut Sabiq ( 1978: 5: 39), keutamaan biaya yang di keluarkan untuk melaksanakan ibadah haji dalam sebuah hadits, diterima dari Buraidah bahwa Nabi saw bersabda:
 النفقة فى الحج كالنفقة في سبيل الله : الدّرهم بسبعمائة ضعف. رواه ابن ابى شيبة و أحمد والطبرانى والبيهقى واسناده حسن. Artinya: “Mengeluarkan biaya untuk keperluan haji sama dengan mengeluarkannya untuk perang sabil : satu dirham menjadi tujuh ratus kali lipat.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi sedang isnadnya Hasan)
 C. Wajib Haji Dalam kitab fiqhussunnah, Sayyid Sabiq )1977:629) menjelaskan:
 شروط وجوب الحج: اتفق الفقهاء على أنه يشترط لوجوب الحج، الشرط الاتية:
Para Ulama Fiqih sepakat berpendapat bahwa syarat-syarat wajibnya haji adalah berikut ini:
 1 - الاسلام. 1. Islam
 2 - البلوغ. 2. Baligh
 3 - العقل. 3. Berakal sehat
 4 - الحرية. 4. Merdeka
 5 - الاستطاعة. 5. Mampu
 فمن لم تتحقق فيه هذه الشروط، فلا يجب عليه الحج.
Barangsiapa yang tidak terkena ketetapan syarat-syarat ini, maka haji tidak wajib kepadanya.
 Adapun hal-hal yang wajib di lakukan ketika haji dalam kitab al-Fiqhu al-Muyassar fi Dhowui al- Kitaabi wa al-Sunnah (1424 H:1:177) yakni:
 واجبات الحج-
 الإحرام من الميقات المعتبر له شرعاً. 1.
Ihram dari miqot yang telah dijelaskan oleh syara’.
 2- الوقوف بعرفة إلى الليل لمن أتاها نهاراً؛ لأن النبي - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وقف إلى الغروب -كما سيأتي في صفة حجته-، وقال: (خذوا عني مناسككم) . .
Wukuf di arafah sampai malam untuk jama’ah yang datang ke Arafah siang hari. Karena Nabi saw –wuquf sampai terbenam matahari- seperti telah datang kepadaku…………………………. 3- المبيت بمزدلفة ليلة النحر إلى منتصف الليل، إن وافاها قبله؛ لفعله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ذلك. 3.
 Mabit di Muzdalifah di malam nahar sampai pertengahan malam….
 4- المبيت بمنى ليالي أيام التشريق. 4. Mabit di Mina selama malam hari Tasyrik
 5- رمي الجمرات مرتباً. 5. Melempar jumrah dengan tertib
 6- الحلق أو التقصير، لقوله تعالى: (مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ) [الفتح: 27] ، ولفعله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، وأمره بذلك. 6. Mencukur rambut atau sebagiannya, karena firman Allah SWT dalam Q.S Al-Fath:27 “dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya”, juga karena Rasulullah saw melakukan dan diperintah melakukan itu. 7- طواف الوداع لغير الحائض والنفساء؛ لحديث ابن عباس رضي الله عنهما: (أمر الناس أن يكون آخر عهدهم بالبيت، إلا أنه خفف عن المرأة الحائض) (1) . فمن ترك واجباً من هذه الواجبات عامداً أو ناسياً جبره بدم وصح حجه، لما ثبت عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال: (من نسي من نسكه شيئاً أو تركه فليرق دماً) (2) . وما سوى ما ذكر من الأعمال فهو سنة .
Tawaf wada’ untuk wanita yang tidak haid dan nifas. Dalam hadits riwayat Ibnu ‘Abbas r.a : Manusia diperintahkan untuk mengakhiri waktu mereka di Baitullah kecuali jika khawatir terhadap wanita haid. Barangsiapa yang meninggalkan salah satu dari kewajiban haji, baik di sengaja ataupun lupa, maka dia harus menggantinya dengan dam maka sah hajinya. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Ibnu ‘Abbas: Rasulullah saw bersabda, “ barangsiapa yang lupa melaksanakan salah satu manasik haji atau meninggalkannya maka menggantinya dengan Dam.” Adapun amalan-amalan selain yang di jelaskan adalah sunat. 
D. Macam -macam Haji
Menurut Hamidi, dkk (1374:1406) terdapat tiga macam haji :
1. Haji ifradh yaitu Ihram untuk haji saja, sedangkan umrahnya dilakukan setelah haji bagi yang mau.
 2. Haji qiran yaitu ihram untuk haji dan umrah sekaligus .
 3. Haji tamattu’ adalah umrah di bulan haji, kemudian tahallul. Setelahnya ( pada hari tarwiyah) kemudian ihram untuk haji pada tahun itu juga.
 E. Rukun Haji
Menurut Rasjid (2009:252) menjelaskan dalam bukunya, terdapat tiga rukun haji, yakni sebagai berikut:
1. Ihram Ihram adalah berniat mulai mengerjakan haji atau umrah.
Sabda Rasulullah saw: انما الأعمال با النيات. رواه البخارى “ Sesungguhnya segala amal ibadah hanya sah dengan niat” (H.R Bukhari)
 2. Hadir di Padang Arafah pada waktu yang telah di tentukan Yaitu mulai dari tergelincir matahari (waktu dzuhur) tanggal 9 bulan haji sampai terbit fajar tanggal 10 bulan haji. Artinya, orang yang sedang mengerjakan haji itu wajib berada di Padang Arafah pada waktu tersebut. Sabda Rosulullah Saw : عن عبد الرحمن بن يعمر انّ ناسا من اهل نجد اتوا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو واقف بعرفة فسأ لوه فامر مناديا ينادى الحجّ عرفة من جأ ليلة جمع قبل طلوع الفجر فقد أدرك. رواه الخمسة
 Artinya: Dari Abdul Rahman bin Ya’mur : bahwa orang – orang Najd telah datang kepada Rasulullah saw sewaktu bliau sedang wukuf di padang arafah. Mereka bertanya pada Rasulullah, maka Rasulullah terus menyuruh orang supaya mengumumkan : “ Haji itu hanyalah Arafah. Artinya, yang terpenting urusan haji ialah hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam sepuluh sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia telah mendapat waktu yang sah.” (H.R al-Khamsah)
3. Thawaf (berkeliling ka’bah) Thawaf rukun ini dinamakan “ Thawaf Ifadlah”. Firman Allah SWT : Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (Q.S Al-Hajj :29) Ketika kita melaksanakan thawaf, beberapa syarat yang harus kita laksanakan diantaranya:
 a. Menutup aurat
 b. Suci dari hadas dan najis
c. Ka’bah hendaklah di sebelah kiri orang yang thawaf
d. Thawaf di mulai dari hajar aswad
e. Melakukan thawaf tujuh keliling
 f. Thawaf di masjid
Dalam buku yang sama Rasjid ( 2009: 255) memaparkan juga mengenai macam-macam thawaf, sebagai berikut:
 a. Thawaf qudum adalah thawaf ketika baru sampai sebagai solat tahiyyat al-masjid.
b. Thawaf ifadlah adalah thawaf yang menjadi salah satu rukun haji.
c. Thawaf wada’ adalah thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Mekah.
 d. Thawaf tahallul adalah thawaf penghalalan hal-hal yang di haramkan ketika ihram
e. Thawaf nadzar adalah thawaf yang di nadzarkan.
 f. Thawaf sunnat
4. Sa’i Sa’I adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah
 عن صفية بنت شيبة انّ إمرأة اخبر تها انها سمعت النبي صل الله عليه وسلم بين الصفا و المروة يقول: كتب عليكم السعي فاسعوا . رواه احمد
Artinya: “ Dari Sofiyah binti Syaibah bahwa: seorang perempuan telah mengabarkan kepadanya ( Sofiah) kalau dia telah mendengar Nabi Muhammad saw bersabda diantara bukit Sofa dan Marwah, ‘ telah di wajibakan atas kamu sa’i. Maka hendaklah kamu kerjakan’. (H.R Ahmad) Syarat-syarat sa’i:
a. Sa’I di mulai dari bukit Shafa dan Marwah
b. Sa’I itu tujuh kali.
 c. Sa’I dilakukan setelah thawaf, baik thawaf rukun ataupun thawaf qudum.
5. Tahallul ( mencukur atau menggunting rambut) Sekurang-kurangnya menghilangkan tiga helai rambut.
6. Tertib , yakni mendahulukan niat dari semua rukun.
 F. Hal – hal yang di Larang Ketika Ihram Berbagai macam hal yang harus di jauhi oleh orang yang sedang melakukan Ihram. Larangan tersebut ada yang khusus untuk laki-laki dan ada juga yang khusus untuk perempuan serta larangan untuk keduanya. Menurut Rasjid (2009:264) hal-hal yang harus di jauhi ketika Ihram,adalah:
1. Khusus Laki-laki
a. Dilarang Memakai pakaian yang berjahit.
 b. Dilarang menutup kepala
 2. Khusus Perempuan Dilarang menutup muka dan telapak tangan, kecuali apabila dalam keadaan mendesak maka dibolehkan tetapi tetap membayar fidyah.
 3. Khusus keduanya ( Llaki-laki dan perempuan)
a. Dilarang memakai wangi-wangian baik badan ataupun pakaian
 b. Dilarang menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain begitu juga memakai minyak rambut. Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah : 196 Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau Karena sakit), Maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. apabila kamu Telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu Telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
 c. Dilarang memotong kuku
d. Dilarang mengakadkan nikah
e. Dilarang bersetubuh Artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (Q.S al-Baqarah:97)
 f. Dilarang berburu dan membunuh binatang darat yang liar serta halal dimakan. Artinya: “ Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar