Senin, 14 November 2011

tentang setangkai mawar


Mawar..
“subhanallah .. disini banyak sekali mawar..” indah…. Bisikku pelan…
Terlihat  setumpuk mawar yang segar dan indah, orang – orang bebas melihat, menyentuh dan bahkan mengambilnya. Begitupun aku  
Aku             : “ wahai mawar.. kamu begitu indah”
Mawar         : “karena aku diciptakan utk menghiasi mereka termasuk kamu”
Akupun tersenyum dan mencoba memetik salah satu mawar itu…
Aku             : “ aaawww..”
Mawar         : senyum… :)
Aku             : “ kenapa tersenyum?”
Mawar         : “ itulah aku… memang bebas untuk dipandang bahkan untuk disentuh,    namun karena        itu pula kamu akan celaka”
aku             : “ hmmm?” bingung….
Aku terus berjalan menyusuri taman. Taman inipun semakin gersang. “Kenapa? Rasanya aneh” fikirku. Terlihat, kupu – kupu terbang dengan penuh harapan. “ mungkinkah aku tersesat?”. Tak lama.. “ subhanallah.. jurang?” keadaanku semakin waswas namun aku terus menyusuri jalan ini, dengan dekat kulihat jurang itu. Ternyata jurang itu indah… airnya jernih, kupu-kupu berterbangan dengan ceria, pepohonanpun hijau. Kulihat setangkai mawar berduri di tepi jurang, seakan dia tersenyum padaku, “subhanallah “ gumamku…
Aku             : “ wahai mawar? Engkau begitu indaaah”
Mawar         : “ Alhamdulillah.. karena aku diciptakan untuk menghiasi sekitarku” jawabnya
Aku             : “ sangat heran ketika melihatmu, kenapa kau hidup ditepi jurang?” tanyaku
Mawar         : “ karena aku tak ingin kecantikanku bebas dilihat orang bahkan disentuhnya”
Aku             : “ maka siapakah orang yang akan memetik dan menikmati keindahan wajahmu”
Mawar                  : “ dia adalah orang pilihan yang dipilih oleh Allah untuk melindungiku selamanya”

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiing ………….
(bunyi alarm)… astagfirullah.. #kaget…
Tepi jurang tapi dia ttetap bertahan. Ternyata hanya mimpi…
“mawar itu tersenyum.. “ penuh tanya “ apa? Kenapa? Bagaimana?”
Aku harus berubah J
Ternyata mawar itu adalah aku.. aku yg ditengah taman, dilihat dan disentuh siapapun, ternyata bukan hanya aku yang terluka tapi diapun akan terluka. Taman gersang itupun adalah aku, jiwa yang gersang , yang tak mengenalNYa, ttak faham akan diriku, tak bisa melihat disekitarku sehingga orang yang peduli terhadapaku “kupu – kupu itu” menangis, berharapa aku lebih baik.
Aku harus bisa seperti mawar itu, walau tiggal di tepi jurang, dia tak memperdulikan penilain orang. Di hidup tenang mencari ridoNya, orang yang bersama danddapat menyentunyapun adalah orang yang sangat istimewa, karen mereka adalah pilihan Allah yang senantiasa mendorong dirinya untuk terus berjuang di jalanNya….
Kini aku berubah…….
Tetap bercahaya saat cahaya lain padam…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar